SURAT GEMBALA
Minggu, 03 MEI 2020
MENGHORMATI SUAMI
AMSAL 31:10-12
Syalom…apa kabar Jemaat Tuhan ? pasti baik! Karena Tuhan telah menetapkan segala sesuatu yang terbaik bagi kita kendatipun ibadah kita terpisah karena covid 19, tetapi itu tidak akan menghalangi Kasih kita kepada Kristus. Dalam bulan Mei ini, sesuai Kalender pelayanan gereja ditetapkan sebagai bulan Perempuan, maka tema sentral bulan ini membahas tentang “Perempuan dan Kasih” sedangkan tema minggu pertama bulan ini adalah “Menghormati Suami”. Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya ? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya (Ams 31:10-12). Mengapa topik ini sangat penting untuk dibahas ; Menjadi Istri Kepercayaan suami. Suami Tidak akan kekurangan keuntungan. Menjadi Istri yang Selalu berbuat baik seumur hidup kepada suaminya. Ada Pandangan umum kaum perempuan yang menjadi alasan sulit menghormati suami ; Istri bukan bawahan mengapa harus menghormati / tunduk kepada suami ? sekarang di mana-mana kesetaraan gender sudah demikian digaungkan dan pemimpin pun ditentukan bukan atas jenis kelamin lagi namun berdasarkan kemampuan, keterampilan, dan kecerdasan. Benarkah demikian ? apa kata Firman Tuhan ? Paling tidak ada dua alasan mengapa Istri menghormati suami ?
Pertama, Perintah Tuhan (Ef 5:22-24). Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala Jemaat. Dialah yang menyelamatkan Karena itu sebagaimana Jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. (Ef 5:22-24). Istri dituntut tunduk kepada suaminya dalam segala hal termasuk keputusan yang kurang disukai istri, yang dianggap istri sebagai keputusan yang kurang bijaksana, atau kurang mengenakkan. Asalkan keputusan itu tidak melanggar hukum agama dan norma seharusnya istri wajib menuruti suaminya. Namun tunduk dalam hal ini tidak kita artikan sebagai tinggal terima keputusan suami saja namun ada proses memberi masukan agar suami bisa mengambil keputusan terbaik. Namun setelah musyawarah dan suami sudah mengambil keputusan maka wajib bagi istri untuk menaati apa pun keputusan itu. Ketaatan ini akan menghasilkan relasi yang rukun antara suami istri. Setiap perintah ada konsekuensi, Taat = berkat; Priskila istri Akwila menjadi pelayan Tuhan ( KPR 18:26) sedangkankan tidak taat = kutuk; istri Lot menjadi tiang garam (Kej 19:26).
Kedua, Bukti Penolong yang sepadan (Kej 2:18). TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia (Kej 2:18). Sudah menjadi kewajiban istri untuk menjadi penolong suaminya. Dengan demikian maka ia menjadi kebanggaan keluarga dan pasangan hidupnya. “Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.” (Amsal 12:4). Paling tidak ada 3 bukti istri penolong yang sepadan bagi suami; 1. Memenangkan suami yang tidak taat Dengan Kemurnian Kesalehan hidup (I Pet 3:1-2). Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu Contoh: Abigail (I Sam 25:1-42). 2. Menolong suami Berfungsi dalam keluarga (Ams 31:12). Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Perbuatan baik: Menopang suami menjadi imam, nabi dan pemimpin dalam keluarga. Menjaga nama baik keluarga; perilaku pribadi dan mendidik anak-anak dan Menjaga kesehatan keluarga. 3. Menopang ekonomi keluarga (Ams 31:16-18). Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam (Ams 31:16-18). Istri menjadi penopang ekonomi keluarga kendatipun bukan yang utama. Karna setelah menikah yang bertanggungjawab terhadap ekonomi keluarga adalah suami.
Selamat hari Minggu, selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati.
Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th
Syalom ..
Pak pendeta , saya mau bertanya ..
Saya (suami) sudah menikah 11 tahun , saat ini belum berpenghasilan kembali akibat pandemi dan istri bekerja ..
Saya ingin berusaha, dan sudah mendiskusikannya dengan istri dan ada kesepakatan ..
Tetapi ketika saya ingin menjalankannya , istri tidak mau mengeluarkan uang agar saya dapat mencari uang ..
Dan terucap dari mulutnya kalau dia tidak mendukung sama sekali usaha yang mau saya jalankan ..
Saya yang belum berpenghasilan , direndahkan, dihina dan istri menceritakan kepada saudara2nya ..
Akhirnya pada tanggal 19 desember istri memutuskan ingin berpisah ..
Apa yang harus saya lakukan , saya hanya dapat menunda sampai Natal , agar dapat merayakan Natal bersama Anak-anak ..
Setelah natal istri meminta saya pergi dari rumah ..
Saya hanya bisa mendoakan agar Tuhan mengampuninya ..
Terimakasih ..