MASA KECIL SAMUEL

SURAT GEMBALA (Minggu, 7 JULI 2019)

 “Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu. Kemudian bernazarlah ia, katanya: “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”

I Samuel 1 : 9-11.

Kelahiran Samuel bukanlah suatu kelahiran biasa. Kelahiran Samuel merupakan buah dari pergumulan Hana dengan hati yang pedih karena selalu dihina dan direndahkan oleh Penina madunya yang selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar karena ia tidak memiliki anak. (I Samuel 1 : 6). Pada waktu Samuel lahir, seharusnya merupakan kesempatan bagi Hana untuk “MEMBALAS SAKIT HATINYA” kepada Penina, tetapi Alkitab mencatat bahwa dia bernazar apabila Tuhan memberikan dia melahirkan anak, dia akan memberikan dia kepada Tuhan SEUMUR HIDUPNYA, dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya. Hana menyerahkan Samuel SECARA UTUH kepada Tuhan, bukan separuh-separuh. Lalu apakah kepentingan kelahiran Samuel bagi Hana? Kelahiran Samuel hanyalah untuk menyatakan bahwa Tuhan berkenan MENGASIHI dia dan menghentikan pikiran jahat Penina. Oleh sebab itu, memang penting bagi Hana dan Elkana suaminya kalau anak itu bersama-sama dengan mereka, tetapi jauh lebih penting lagi kalau anak itu melayani Tuhan. Sebagai orang tua saat ini kita lebih senang kalau anak-anak kita mengabdikan diri dan melayani kita sebagai orang tua daripada melayani Tuhan. Diperkirakan dalam usia 3 atau 4 tahun Samuel diserahkan kepada Tuhan untuk melayani di Tabernakel (Kemah Pertemuan).  Di Silo.Tentu tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh anak sekecil Samuel, tetapi Samuel dilatih sejak masa kecilnya untuk melayani Tuhan bersama Imam Eli. Sering alasan karena masih kecil dan belum tahu apa-apa, anak-anak kita tidak kita bawa kepada Tuhan apalagi dilatih untuk melayani Tuhan. Tidak ada orang yang terlalu kuat yang akan dapat “ membantu” Tuhan, tetapi tidak ada orang yang terlalu lemah dan miskin yang tidak dapat melayani Tuhan. Banyak orang Kristen melayani secara sia-sia karena merasa bahwa pelayanan nya dihargai Tuhan karena kekuatan dan jumlah pengorbanannya yang besar. Tuhan sangat bergantung kepada dia dan partisipasinya. Dia merasa melakukan sesuatu UNTUK TUHAN dan bukan untuk dirinya.

Ingatlah; Tuhan tidak akan jatuh miskin jika kita tidak memberikan persembahan kita kepadanya. Tuhan tidak akan tak berdaya jikalau kita menolak untuk melayani Dia. Tuhan tidak bergantung kepada kita, tetapi kitalah yang bergantung kepada Tuhan. Hana memerlukan Samuel untuk melayani dia dan suaminya, tetapi lebih penting bagi Hana jika Samuel melayani Tuhan. Bahkan untuk mencukur rambut Samuel Hana merasa tidak berhak. Hana menyerahkan Samuel secara UTUH kepada Tuhan. Pertanyaan : Bagaimana kalau Tuhan meminta satu dari beberapa anak-mu untuk melayani Tuhan seumur hidupnya? Siapakah yang akan anda berikan? Apakah anda akan memberikan anak yang terbaik ? Tidak ada alasan anak “MASIH TERLALU KECIL” untuk diserahkan dan dilatih melayani Tuhan.

Selamat hari minggu, Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati!.

 Oleh : Pdt. Rustam Miling, S.Th

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *