SURAT GEMBALA
Minggu, 24 APRIL 2022
TELADAN YUSUF ARIMATEA
Sesudah itu Yusuf dari Arimatea—ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi, meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak Mur dengan minyak Gaharu kira-kira lima puluh kati beratnya.
Yohanes 19 : 38-39
Yusuf Arimatea dan Nikodemus bukanlah satu dari antara ke-12 murid Yesus. Ke-4 Injil mencatat peristiwa ini dan memberikan penjelasan tentang siapakah Yusuf Arimatea. Ia adalah seorang kaya dan telah menjadi murid Yesus( Matius 27 : 57), Ia seorang Anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang menanti-nantikan kerajaan Allah (Markus 15 : 43), Ia seorang Anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar (Lukas 23 : 50); Ia adalah Murid Yesus yang mengikuti Yesus secara sembunyi-sembunyi (Yohanes 19 : 38). Sementara Nikodemus adalah seorang Farisi, seorang Pemimpin Agama Yahudi yang pernah datang pada malam hari kepada Yesus (Yohanes 3 : 1-2).
Beberapa fakta Alkitab tersebut menjelaskan bahwa Yusuf Arimatea dan Nikodemus bukanlah orang sembarangan. Mereka orang kaya, Anggota Majelis Besar yang terkemuka dan seorang Farisi dan Pemimpin agama Yahudi. Dalam peristiwa Penguburan mayat Yesus, Yusuf Arimatea MEMBERANIKAN DIRI MENGHADAP PILATUS UNTUK MEMINTA MAYAT YESUS. Suatu tindakan yang bukan hanya tidak populer, tetapi sangat beresiko mengingat situasi politik di Yerusalem saat itu yang sangat membenci Yesus. Sementara Nikodemus dalam saat yang sama datang ketempat itu dengan tujuan yang sama yaitu untuk menguburkan mayat Yesus. Ingatlah,….tidak ada alat komunikasi yang mereka gunakan untuk saling berhubungan satu dengan yang lain, tetapi Alkitab mencatat bahwa mereka datang pada saat yang bersamaan ke tempat yang sama juga dengan tujuan yang sama, yaitu menguburkan mayat Yesus. Artinya, mereka mengikuti seluruh proses pendeeritaan dan penyaliban serta kematian Yesus, sehingga mereka mengetahui bahwa Yesus sudah mati. Nikodemus tidak datang dengan tangan kosong, tetapi membawa LIMA PULUH KATI CAMPURAN MINYAK MUR DAN MINYAK GAHARU. Sebagai catatan, 1 Kati setara dengan 600 gram. Artinya, Nikodemus membawa 50 kati x 600 gram =30.000 gram (30 kg) campuran minyak Mur dan minyak Gaharu, suatu nilai yang luar biasa mahal.
Apakah teladan rohani yang dapat kita pelajari dari Yusuf Arimatea dan Nikodemus?
- Mereka mengenal apa yang benar. Ia tidak setuju dengan Putusan dan tindakan Majelis itu (Lukas 23 : 51)
- Mereka berani mengambil resiko dan menyatakan iman mereka terhadap mayat Yesus. Ia menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Berani menyatakan diri secara terang-terangan.
- Mereka tidak berpatokan dengan orang lain. Ia MEMBERANIKAN DIRI menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus (Markus 15 : 43)
- Mereka SIAP MENGORBANKAN MILIK MEREKA YANG TERBAIK. Yusuf memberikan kubur batu miliknya yang digalinya didalam bukit batu (Matius 27 : 60). Nikodemus membawa 30 kg campuran minyak Mur dan Gaharu (Yohanes 19 : 39).
- Mereka melakukannya dengan TANGAN MEREKA SENDIRI walaupun mereka bisa saja menyuruh atau membayar orang lain.
Alkitab tidak mencatat berapa lama mereka bersama Yesus atau hal-hal istimewa yang Yesus lakukan kepada mereka, akan tetapi PERJUMPAAN PRIBADI DAN PENGENALAN PRIBADI mereka MENDORONG MEREKA berani mengambil resiko dan berkorban walaupun hanya untuk MAYAT Tuhannya.
Ingatlah : Pengalaman rohani kita bersama Yesus dan jabatan rohani sebagai MURID YESUS tidak menjamin kita untuk dapat melayani, mengambil resiko dan berkorban bagi Yesus. PERJUMPAAN PRIBADI dan PENGENALAN PRIBADI kita terhadap Yesus sebagai Tuhan akan memberikan kita kuasa untuk melayani dan berkorban bagi Tuhan. Mereka tidak menunggu apalagi bergantung dengan orang lain. Mereka melakukannya sebagai tanggung jawab pribadi mereka terhadap Tuhannya.
Bagaimana dengan kita seandainya saat itu kita berada dalam situasi seperti yang mereka alami. Apakah kita akan memiliki Keinginan, Keberanian dan Kuasa untuk melakukan seperti yang mereka lakukan, atau sebaliknya kita memilih untuk mengikuti situasi politik saat itu untuk menyelamatkan diri kita. Tindakan dan respon pribadi kita terhadap Tuhan dan Pekerjaan Tuhan akan sangat dipengaruhi oleh PENGENALAN PRIBADI KITA terhadap Tuhan.
Selamat hari Minggu, Selamat Beribadah, tuhan Yesus memberkati…..!!
Oleh : Pdt. Rustam Miling, S.Th