PENGORBANAN ISTRI PONTIUS PILATUS (MATIUS 27:19)

SURAT GEMBALA

Minggu, 30 Mei 2021

 

PENGORBANAN ISTRI PONTIUS PILATUS

(MATIUS 27:19)

 

Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan,  isterinya mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar  itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi  tadi malam”

Shalom, konteks nast ini, ketika Yesus Kristus bereksistensi dihadapan para bangsanya, khususnya orang-orang yang berpengaruh yaitu pemuka-pemuka agama Yahudi, para imam serta para tua-tua. Melihat Yesus mereka merasa dengki, ada kecemburuan karena mereka sebagai pemuka agama dikritik bahkan dikomentari oleh Yesus mengenai pengajaran serta interpretasi mereka tentang Hukum Musa yang seakan-akan mereka permainkan demi kepentingan pribadi maupun komunitas mereka. Oleh kedengkian itu Yesus diserahkan supaya diadili oleh seorang wali negeri yang bernama Pontius Pilatus. Pilatus bertanya kepada Yesus; ”apakah engkau raja orang Yahudi? jawab Yesus: ”engkau sendiri mengatakannya”. Tradisi pembebasan penjahat 1 tahun sekali. Barabas dibebaskan Yesus dihukum (terjadi pertukaran). Di tengah-tengah sidang ini muncul istri Pilatus yang memberi pesan kepada suaminya. Walaupun hanya ditulis dalam 1 ayat dalam Alkitab, Tuhan punya kepentingan dalam kehidupan istri Pilatus. Paling tidak ada 2 bukti pengorbanan istri Pilatus menurut Matius 27:19.

Pertama, MENYELAMATKAN SUAMINYA DARI TINDAKAN YANG SALAH. Di dalam alkitab tidak disebutkan nama istri Pilatus, menurut tradisi gereja ortodok  nama istri Pilatus ialah “Pro kleh” dan tradisi Katolik menyebutnya “Claudia Pro Kula”  istri Pilatus mendapat mimpi agar Pilatus jangan mencampuri urusan Yesus itu. Pilatus mengetahui motivasi orang Yahudi.  Pilatus mencuci tangan. Perspektif terhadap tindakan Pontius Pilatus: dari Setan: mengagalkan kematian Yesus di atas kayu salib. Dari Tuhan: istri Pilatus memperingati suaminya agar jangan mencampuri (membuka celah dipakai kegelapan) perkara Yesus. Dengan kata lain siapapun bisa dipakai kegelapan untuk melaksanakan kehendaknya; Yudas Iskariot. Istri Pontius Pilatus telah melaksanakan tanggungjawab sebagai penolong (Mat 27:19, bdg Kej 2:18, 20). Roh Kudus juga disebut “penolong” (Yoh 14:16) apakah peran “penolong”? dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. (Yoh 16:8). Karakter penolong yang dipakai Tuhan adalah Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji  dia di pintu-pintu gerbang! (Amsal 31:30-31)

Kedua, BERANI MENGAKUI DAN PERCAYA BAHWA “YESUS ORANG BENAR”. Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan,  isterinya mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar  itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi  tadi malam. Ini adalah jawaban atas pertanyaan Pilatus dalam Yoh 18:38:  ”apa itu kebenaran”. Menarik untuk melihat terjemahan Yohanes 18:38 dalam Bahasa Latin, yakni Quid est veritas? (“apa itu kebenaran?”). Kata “quid” artinya “apa” (what), kata “est” (esse) adalah “kata kerja bantu (to be), dan kata “veritas” yang dapat mengandung tiga arti, yakni (1) menghormati dalam arti “revere”, menghormati dalam arti “respect”, tetapi juga perasaan takut (fear) dan gentar (dread). Ini terjemahan Injil Yohanes 16:38 dalam Injil Bahasa Latin (Vulgata). Kemungkinan jawaban yang diberikan kalau orang ditanyakan pertanyaan ini adalah: “est vir qui adest”, artinya “adalah orang dimaksud itu yang duduk di sini” (it is the man who is here). Dalam konteks Injil Yohanes (18:38), kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran iman, bahwa Yesus adalah “jalan, kebenaran dan hidup”, Yesus adalah Putra Allah sebagaimana ditegaskan Yohanes sejak awal Injilnya sendiri. Seluruh perkara pewartaan Yesus adalah soal apakah manusia yang mendengarkan pewartaan-Nya kemudian memutuskan untuk percaya pada warta atau kabar baik itu atau tidak. Kepercayaan dan penyerahan diri pada kabar baik yang diwartakan Yesus itulah penyerahan diri pada “kebenaran”. Yesus sendirilah kebenaran dan rujukan kebenaran itu(Yoh 14:6).

Selamat Hari Minggu, Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati kita semua………!!

 

Oleh. Pdt. Paulus Timang, M.Th

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *