SURAT GEMBALA
Minggu, 19 Februari 2023
PENGARUH KASIH YANG TULUS TERHADAP PENGINJILAN
YUDAS 1:21-23
Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.
Shalom, Kasih yang tulus adalah fondasi Penginjilan, Pengertian tulus menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI merupakan sungguh dan bersih hati atau benar-benar keluar dari hati yang jujur. Tulus juga diartikan sebagai sikap jujur, tidak berpura-pura, tidak serong, ikhlas. Kata tulus memiliki sinonim atau persamaan kata dengan kata lain seperti bersih, lurus, rela, sudi, sukarela, jujur, sadik dan mukhlis. Dalam bahasa Inggris, kata tulus artinya adalah honest, sincere, heartfelt, candid dan devout Penting dibahas karena Ketulusan sangat berdampak pada penginjilan. Kemudian kasih yang tulus adalah Sifat Allah. Selanjutnya untuk sangat mengingatkan orang percaya mengenai ancaman serius dari para guru palsu dan pengaruh mereka yang merusak di dalam gereja; “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus” (Yud 1:4). Dan yang terakhir Untuk menantang orang percaya yang sejati dengan keras supaya mereka bangkit dan “berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (ayat Yud 1:3).
Untuk mengetahui konteks dan Isi Surat Yudas mari kita survey bagian yang merupakan penekanan dalam ayat 1-24; Setelah memberikan salam (Yud 1:1-2), Yudas menyatakan bahwa tujuannya mula-mula ialah menulis tentang sifat keselamatan ( Yud 1:3a). Akan tetapi, sebaliknya dia terdorong untuk menulis surat ini karena guru-guru palsu yang memutarbalikkan kasih karunia Allah dan dengan demikian melemahkan kebenaran dalam gereja (Yud 1:4). Yudas menuduh mereka sebagai tidak suci secara seksual ( Yud 1:4,8,16,18), berkompromi seperti Kain (Yud 1:11), serakah seperti Bileam (Yud 1:11), suka memberontak seperti Korah (ayat Yud 1:11), congkak (Yud 1:8,16), penipu ( Yud 1:4,12), sensual ( Yud 1:19) dan memecah-belah ( Yud 1:19). Yudas menyatakan kepastian hukuman Allah atas semua orang yang berbuat dosa seperti itu dan menggambarkannya dengan enam contoh dari PL ( Yud 1:5-11). Gambaran dua belas ciri kehidupan mereka menunjukkan bahwa mereka siap untuk menerima murka Allah (Yud 1:12-16). Orang percaya didorong untuk waspada dan untuk menaruh belas kasihan bercampur ketakutan bagi mereka yang goyah (Yud 1:20-23). Yudas menutup suratnya dengan suatu peningkatan pengilhaman dalam ucapan berkatnya ( Yud 1:24-25). Setelah kita memperhatikan hasil survey paling tidak ada 2 ciri pribadi yang tulus dalam penginjilan menurut Yudas 1:21-23:
Pertama, Memilihara diri dalam kasih (21). Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Ada dua solusi untuk memelihara diri dalam kasih; Jangan kaget. Dari dulu sampai sekarang sudah banyak yang tersesat; ada Kain, Korah yang tersesat dari umat Tuhan(17-19). Menjaga penuh Pengajaran Apostolik (3) Bersandar kepada ALLAH (24). Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.
Kedua, Mengasihi jiwa-jiwa yang tersesat (22-23). Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Ada 3 golongan jiwa-jiwa yang tersesat; 1). Orang yang ragu-ragu (22). Diakrino; Berdebat, menghakimi/membedakan, ragu-ragu. Mikhael berselisih (diakrino). 2). Orang yang masuk-layak dihukum tetapi bisa diselamatkan (23a). Selamatkanlah mereka dengan cara merampas mereka dari api (Bdg Zak 3:1-5). 3). Orang yang sudah terikat dengan dosa; kedagingan dan perilaku yang berdosa (23b). Perilaku yang bobrok muncul dari kedagingan yang bobrok (bdg 4 & 8)–doa Yesus Yoh 17:12; kecuali dia yang ditentukan untuk binasa-anak kebinasaan. Paling tidak ada 3 respon kita terhadap ketiga golong jiwa-jiwa yang tersesat; 1). Berbelaskasihan (22,23), rahmat; Mercy, Eleos (2, 21). Mat 5:7: Berbahagialah orang yang murah hati (Mercyfull). Warning: “Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman ”(Yak 2:13). 2). Menyelamatkan (23a). “merampas”; mengambil dengan kesengsaraan dan paksaan”. Filipus “dilarikan” kekota lain. Paulus bercerita pengalaman..II Kor 12: ”diangkat”. Lawan dari “Segera adalah Menunda-nunda” bahaya menunda adalah Terlambat dan tidak ada kesempatan. 3). Berbelas kasihan disertai dengan ketakutan (23b). Takut (Fobos). Apa arti ketakutan: Takut ikut dicemarkan. Artinya berbelaskasihan yang disertai dengan kewaspadaan. Waspada-ketakutan diartinya membenci pakaian mereka. Kita waspada dan mawas diri waktu berbelaskasihan kepada jiwa-jiwa yang tercemar supaya jangan dicemarkan. Jangan menganggap diri super kuat. Contoh: dalam pelayanan konseling.
Selamat hari Minggu, Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati……Shalom……!!
Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th