MEMILIKI KUASA UNTUK MENGHARGAI DAN MENGHORMATI ORANG LAIN

SURAT GEMBALA

MINGGU, 22 MARET 2020

MEMILIKI KUASA UNTUK MENGHARGAI DAN MENGHORMATI ORANG LAIN

(LUKAS 7:1-10)

Syalom, Perwira (ay 2). Dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘centurion’, yang menunjuk kepada orang yang mengepalai 100 orang tentara. Ini menunjukkan bahwa ia mempunyai kedudukan, dan dari pembangunan synagogue / rumah ibadat yang ia lakukan (ay 5) terlihat juga bahwa ia kaya.  Segala sesuatu yang dimiliki tidak membuat Perwira lupa diri. Tetapi ia menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada padanya dengan semakin beriman, memiliki kasih, rendah hati dan memiliki kuasa/kemampuan untuk menghargai dan menghormati orang lain. Paling tidak ada 4 bukti pribadi yang memiliki kuasa untuk menghargai dan menghormati orang lain menurut Injil Lukas 7:1-10;

Pertama, Menghargai dan menghormati tanpa memandang status social (2). Yang dihargai Perwira adalah ‘Hamba’. KJV/NIV menterjemahkan ‘servant’ (= pelayan), tetapi ini salah karena kata Yunani yang digunakan oleh Lukas adalah DOULOS, yang artinya ‘hamba’. Tetapi Matius menggunakan kata Yunani yang berbeda yaitu PAIS, yang bisa diartikan sebagai ‘boy’ (= seorang anak laki-laki), ‘servant’ (= pelayan), atau ‘slave’ (= hamba). Perbedaan antara pelayan dan hamba sangat besar, dan pengertian tentang hal ini berpengaruh terhadap pengertian kita tentang karakter dari si perwira. Ia bukan hanya menghargai seorang pelayan, tetapi seorang hamba. Kata “sangat dihargainya” menunjukkan sikap hati Perwira yang sungguh menghormati. dalam berbagai versi terjemahan Alkitab sangat menarik kita selidiki; NIV: ‘valued highly’ (= menilai tinggi). NASB: ‘highly regarded’ (= dianggap tinggi). KJV : ‘who was dear unto him’ (= yang disayanginya). RSV: ‘who was dear to him’ (= yang disayanginya). Yunani: ENTIMOS, yang artinya ‘berharga’ atau ‘dihormati’. Kalau saudara mempunyai pelayan atau pegawai, yang jujur, baik, dan rajin, apakah saudara menghargai / mengasihinya ? Atau saudara hanya menggunakan mereka bagi kepentingan saudara saja ? Pulpit Commentary (hal 185) mengatakan bahwa kita harus mengingat kesombongan dari orang Romawi (sebagai penjajah), dan juga kebencian dan bahkan kejijikan mereka terhadap orang Yahudi.  Juga Barclay (hal 84-85) menambahkan bahwa dalam hukum Romawi, hamba merupakan alat yang hidup yang tidak mempunyai hak. Tuannya boleh memperlakukannya sesuka hatinya dan bahkan membunuhnya. Biasanya jika seorang hamba tidak lagi bisa bekerja, maka ia dibuang keluar dan dibiarkan mati. Semua ini makin menunjukkan betapa mulianya perwira ini. Pulpit Commentary (hal 181) mengatakan bahwa mungkin perwira ini menghargai / mengasihi hambanya karena hamba itu yang memberitakan Injil kepadanya sehingga ia mengenal dan percaya kepada Tuhan. Memang ini hanya dugaan saja, tetapi ini memang merupakan sesuatu yang memungkinkan.

Kedua, Memberikan Kepercayaan (3). Perwira menghormati dan menghargai tua-tua dan sahabat-sahabatnya dengan memberikan kepercayaan mewakilinya untuk berjumpa dan memohon kepada Tuhan Yesus. Orang Yahudi mempunyai anggapan bahwa apa yang dilakukan seseorang melalui orang lain; ia sendirilah yang melakukan hal itu. Sebetulnya ini bukan hanya berlaku untuk orang Yahudi saja, tetapi mungkin untuk semua orang.

Ketiga, Mengasihi tanpa melihat suku bangsa (4-5). Perwira Romawi itu mengasihi dan sangat memperhatikan hambanya, yang hampir pasti adalah orang Yahudi. Ia juga dikatakan mengasihi bangsa Yahudi dan membangun synagogue / rumah ibadat Yahudi. Tua-tua Yahudi itu mau melayani dia dan datang kepada Kristus untuk memohonkan kesembuhan bagi hamba perwira itu.

Keempat, Memiliki Iman yang besar (6-9). Ia berkata bahwa Ia melihat iman yang besar yang tidak pernah ia lihat dalam diri orang Yahudi. Ia juga memberikan pujian pada waktu Ia melihat Iman yang besar dari seorang perempuan Kanaan (Mat 15:28). Ini menunjukkan bahwa Yesus senang melihat orang beriman kepada Dia!. Hal yang menyolok dalam kedua pujian di atas adalah bahwa keduanya diberikan kepada orang-orang yang bukan orang Yahudi. Yang satu diberikan kepada seorang perwira Romawi, dan yang lain kepada seorang perempuan Kanaan!

 

Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *