SURAT GEMBALA
Minggu, 09 JANUARI 2022
MEMANFAATKAN ANUGRAH KEHIDUPAN YANG SINGKAT
EFESUS 5:15-17
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan
Shalom, anugrah dan kasih karunia memiliki arti yang sama. Hidup adalah kasih karunia Allah sama halnya Iman adalah kasih karunia/pemberian Allah (Ef 2:8-9). Masa anugrah itu singkat dalam kehidupan kita, karena tergantung dari kedaulatan sang Khalik. Pengamatan Musa yang terungkap dalam isi doanya disampaikan bahwa usia manusia 70-80 tahun, itupun penuh dengan pergumulan dan penderitaan (Maz 90:10). Tujuan dari doa ini adalah Musa ingin mengajak umat menyadari akan realitas hidupnya yang terbatas dan tidak berdaya di hadapan Sang Pencipta. Hidup manusia seperti rumput, seperti bunga dipadang, layu, lenyap bahkan tempatnya tidak mengenalnya lagi (Mazmur 103:15-17), Yakobus juga mengungkapkan bahwa kehidupan seperti uap (Yak 4:14). Itulah sebabnya anugrah kehidupan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Paling tidak ada 4 kebenaran yang menjadi pegangan untuk memanfaatkan anugrah kehidupan yang singkat menurut Efesus 5:15-17:
Pertama, evaluasi dan berbenah diri (15a). Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, “bagaimana kamu hidup”, Be very careful, then, how you live (NIV), Look carefully then how you walk! Live purposefully and worthily and accurately (AMPC) Artinya : Perhatikan baik-baik lalu bagaimana Anda berjalan! Hiduplah dengan tujuan dan layak dan akurat. Fakta kehidupan yang menjadi awasan ialah kecenderungan manusia Gampang menilai dan mengevaluasi orang lain dari pada diri sendiri (Mat 7:3). Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui ? Membandingkan diri dengan orang lain (II Kor 10:12). Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka. Allah murka kepada pribadi yang tidak evaluasi diri dan bertobat (Wah 2:5). Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Intropeksi diri berarti mau melihat kekurangan diri dan membenahinya di dalam Tuhan (Wah 3:19). Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Kedua, memilih hidup bijaksana (15b), janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, not as the unwise and witless, but as wise (sensible, intelligent people) terjemahan versi AMPC Artinya: bukan sebagai orang yang tidak bijaksana dan tidak berakal, tetapi sebagai orang yang bijaksana (orang yang berakal, cerdas). Firman Tuhan menjelaskan ciri-ciri pribadi yang bijak (berakal dan cerdas); “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu (Mat 7:24). Hai pemalas , pergilah kepada semut, perhatikanlah, lakunya dan jadilah bijak (Ams 6:6). Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya (Ams 14:15). Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya, berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah (Ams 9:8-9). Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Ams 1:7). Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan ; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat (Ams 8:13) Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati (Ams 11:2)
Ketiga, Mempergunakan waktu dengan baik (16). dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Making the very most of the time [buying up each opportunity], because the days are evil(AMPC) Artinya: Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya [membeli setiap kesempatan], karena hari-hari itu jahat.
Keempat, hidup dalam kehendak Allah (17). Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Therefore do not be vague and thoughtless and foolish, but understanding and firmly grasping what the will of the Lord is(AMPC) Artinya: Oleh karena itu janganlah menjadi samar dan sembrono dan bodoh, tetapi pahami dan pegang teguh apa kehendak Tuhan itu
Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th