Mataku Telah Melihat Kasih

( Yohanes 3:16-18, Lukas 15:2-7, dan I Yohanes 4:7-21)

Kasih adalah tema yang sangat mendalam dalam khotbah minggu ketiga ini, dan banyak ayat dalam Alkitab mengeksplorasi makna serta implikasinya. Dalam bagian ini, kita akan merenungkan beberapa ayat kunci yang mengungkapkan esensi kasih, yaitu Yohanes 3:16-18, Lukas 15:2-7, dan I Yohanes 4:7-21. Melalui analisis ini, kita akan menggali pemahaman yang lebih dalam tentang kasih ilahi dan bagaimana kita seharusnya mencerminkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Kasih itu “sempurna”(Yohanes 3:16-18)

Yohanes 3:16 adalah salah satu ayat paling terkenal dalam Alkitab: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Dalam ayat ini, kasih Allah ditunjukkan melalui tindakan konkret, yaitu pengorbanan Yesus Kristus. Kasih ini tidak terbatas pada kelompok tertentu; sebaliknya, ia meliputi seluruh umat manusia.

Ayat-ayat selanjutnya, Yohanes 3:17-18, menegaskan bahwa tujuan kedatangan Yesus adalah untuk menyelamatkan, bukan untuk menghakimi. Ini menunjukkan bahwa kasih memiliki sifat yang inklusif dan penuh pengertian. Dalam konteks ini, kita dipanggil untuk tidak hanya menerima kasih Allah, tetapi juga untuk menyebarkannya kepada orang lain, tanpa memandang latar belakang atau kesalahan mereka.

  1. Kasih itu “Mencari “(Lukas 15:2-7)

Di dalam Lukas 15:2-7, Yesus menceritakan perumpamaan tentang domba yang hilang. Dalam cerita ini, seorang gembala meninggalkan sembilan puluh sembilan domba untuk mencari satu domba yang hilang. Tindakan ini bukan hanya mencerminkan kasih, tetapi juga komitmen untuk mencari dan menemukan yang hilang.

Perumpamaan ini mengajarkan kita tentang nilai setiap individu di mata Allah. Dalam dunia yang sering kali mengabaikan mereka yang terpinggirkan atau tersisih, kasih sejati tidak hanya berdiam diri; ia aktif dan berinisiatif. Kita diajak untuk mengikuti teladan gembala yang tidak ragu untuk mencari yang hilang, baik dalam konteks spiritual maupun sosial. Ini adalah panggilan untuk memperluas kasih kita kepada mereka yang mungkin merasa terasing atau tidak berharga.

  1. Kasih itu “Mengikat”(I Yohanes 4:7-21)

Dalam I Yohanes 4:7-21, penulis menggaris bawahi pentingnya kasih sebagai inti dari iman Kristen. “Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.” Di sini, kasih bukan hanya sekadar perasaan, tetapi merupakan tindakan yang harus diwujudkan dalam hubungan antar sesama.

I Yohanes 4 mengingatkan kita bahwa kasih bukan hanya perasaan tetapi juga tindakan. “Barangsiapa mengatakan: Aku mengasihi Allah, tetapi membenci saudaranya, ia adalah pendusta” (I Yohanes 4:20). Ini menunjukkan bahwa ungkapan kasih kepada Allah haruslah sejalan dengan tindakan nyata dalam mengasihi sesama. Kita tidak bisa memisahkan antara cinta kepada Allah dan cinta kepada orang lain. Keduanya saling terkait dan saling melengkapi.

Kasih yang mengikat ini juga membutuhkan komitmen.

Selamat Hari Minggu, Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati…….!!!

Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *