SURAT GEMBALA
Minggu, 08 September 2019
KESAKSIAN URIA ORANG HET SUAMI BATSYEBA
II SAMUEL 11:6-27
Syalom, dalam minggu kedua di bulan pria ini kita akan belajar bersama dari kehidupan sampai kematian seorang pria yang luar biasa dan yang jarang dikhotbahkan yakni Kesaksian Uria orang Het suami Batsyeba. Nama Uria memiiki arti yang luar biasa, menurut strong concordance: Strongs # 3774(Yun): Ouriav, Ourias, Uria = “Terang Yehuwa” Strongs # 0223(Heb): hyrwa ‘Uwriyah whyrwa’ Uwriyahuw Uria atau Uria = “Yehuwa (Yahweh) adalah cahayaku (nyala api). Didalam Alkitab, ada 4(empat) orang yang bernama uria yakni; 1). Orang Het; suami Batsyeba; dibunuh atas perintah Daud (dalam 2 Sam 11:15,17). 2). Imam Besar pada zaman Ahas. Dia disebut seorang dari dua ‘saksi yg dapat dipercaya’ yang diminta Yesaya menyaksikan nubuat rahasia mengenai Maher-Syalal Hasy-Bas (Yes 8:2). Dipilihnya Uria untuk maksud ini berarti kesaksiannya mempunyai nilai besar dalam hati rakyat. Catatan mengenai pemerintahan Ahas dalam 2 Raj 16 melaporkan bahwa ia lemah dan tanpa protes, menuruti petunjuk-petunjuk raja Ahas melancarkan perubahan tertentu yg tidak terpuji dalam ibadah Bait Suci. 3). Seorang nabi pada zaman Yeremia, dan seperti Yeremia setia menyampaikan Firman Yahweh (Yer 26:20-24). Ia menghadapi perlawanan yang sangat kejam dari raja Yoyakim dan kalangan istana. Walaupun dia mencari suaka di Mesir, dia dibawa kembali atas perintah raja Yoyakim dan dibunuh. 4). Seorang imam, bapak Meremot, teman sebaya Ezra (Ezr 8:33; bnd Neh 8:4). Pada hari ini kita akan fokus pada kesaksian dari Uria orang Het suami Batsyeba menurut II Sam 11:6-7, paling tidak ada dua kesaksia yang dapat kita pelajari dari sikap dan perkataan Uria yang tertuang dalam II Sam 11:11; “Tetapi Uria berkata kepada Daud: “Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!”
Pertama, Uria lebih mementingkan Tabut Allah dibandingkan keinginan diri dan keinginan Raja(II Sam 11:11a). Tabut Allah adalah simbol kehadiran Tuhan ditengah-tengah Bangsa Israel.“Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.“(Kel 25:22). Keberadaan Tabut Allah menjadi sebuah pengingat bagi kita bahwa sejak awal Tuhan ingin berada di tengah-tengah umat-Nya. Dia ingin sebuah hubungan yang intim dengan manusia, dimana Tuhan ambil bagian dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dia ingin berbicara langsung dengan umat-Nya, mendengarkan mereka, memberi pertolongan dan bahkan berperang ganti mereka untuk memberikan kemenangan. Hal itu tidak pernah berubah, itulah sebabnya Tuhan menjadi manusia dalam wujud Yesus Kristus dan menebus manusia di kayu salib. Supaya yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan Tuhan kembali tinggal di tengah-tengah kehidupan manusia melalui kehadiran Roh Kudus dalam hidup setiap orang percaya.
Kedua, Uria adalah Pribadi yang Setia dan Bertanggungjawab (II Sam 11:9,11,13). Uria bertugas sebagai tentara di bawah komando Yoab mengepung ibu kota Amon, Raba (2 Sam 11; bnd 1 Raj 15:5; Mat 1:6). Rasa tanggung jawabnya yg kuat akan kewajibannya dan kesetiaannya yg bulat terhadap kawan-kawannya mencolok bedanya dari egoisme dan niat jahat Daud pada saat itu. Seandainya dia tidak begitu tulus, mungkin Daud tidak perlu memilih jalan nekad membunuh dia dengan memakai tangan pengganti (2 Sam 11:15). Bukti Kesetiaan Uria: tidak pergi kerumahnya, tidur bersama-sama hamba tuannya di depan pintu gerbang(9). Dalam kondisi terendah (Dibuat mabuk oleh Raja) pun uria tetap tidur bersama hamba-hamba didepan pintu gerbang (13) dan Tidak membaca surat yang dititipkan Raja Daud untuk Yoab mengenai cara KEMATIAN DIRINYA SENDIRI (14-15).
Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th