KESAKSIAN ELIA DI GUNUNG KARMEL

SURAT GEMBALA

Minggu, 15 September 2019

KESAKSIAN ELIA DI GUNUNG KARMEL

Lalu Elia berkata kepada rakyat itu : “HANYA AKU SEORANG

DIRI YANG TINGGAL SEBAGAI NABI TUHAN.” Padahal nabi-nabi Baal itu ada empatratus limapuluh orang banyaknya.

I Raja-raja 18 : 22.

Setelah menghukum Ahab dan kerajaan Israel dengan kemarau yang panjang (I Raja-raja 17 : 1) yang berlangsung selama Tiga tahun dan enam bulan (Yakobus 5 : 17), sebagai akibat karena Ahab dan isterinya Izebel putri raja Sidon yang telah mebuat bangsa Israel menyembah kepada Baal dan Asyera, Allah berfirman kepada Elia untuk memperlihatkan diri kepada Ahab yang sebelumnya telah menjelajahi seluruh bangsa dan kerajaan untuk mencari dan membunuh Elia ( I Raja-raja 18 : 10). Pertemuan Elia dengan Ahab dan Izebel isterinya pertaruhannya adalah nyawa Elia. Selain berhadapan dengan 450 nabi-nabi  Baal (I Raja-raja 18 : 22) dan nabi-nabi Asyera yang berjumlah 400 orang ( I Raja-Raja 18 : 19), Elia juga menghadapi seluruh umat Israel yang sudah tidak memiliki pendirian yang benar, yang TIDAK MENJAWABNYA SEPATAH KATA PUN ( I Raja-raja 18 : 21b).

Keadaan ini menempatkan Elia sungguh-sungguh SEORANG DIRI menghadapi 850 nab-nabi Baal dan Asyera serta Ahab dan Izebel isterinya yang saat itu memegang jabatan RAJA atas Israel. Tetapi justru hal ini lah yang membuat kesaksian Elia sangat perlu diteladani. Elia tidak bergantung kepada jumlah orang yang bersama dia dan jumlah orang yang melawan dia. Elia melihat hanya dua oknum yang berhadap-hadapan, yaitu Allah Israel yang dia layani dan Iblis yang menjadi tuan bagi nabi-nabi Baal dan Asyera serta Ahab dan Izebel. Dalam pelayanan rohani, apapun dan bagaimanapun keadaan dan situasinya, sesungguhnya kita harus sadar bahwa hanya dua OKNUM inilah yang selalu berhadap-hadapan. Oleh sebab itu Elia tidak berusaha untuk melawan MASSA yang berjumlah banyak, tetapi dia menghadapi OKNUM iblis yang mengendalikan mereka.Iblis adalah lawan yang dapat bermanifestasi (menyatakan bentuknya)  dalam bentuk apapun. Iblis menggunakan Petrus salah satu murid Yesus untuk membuat rencana Allah tidak terlaksana sebagaimana mestinya (Matius 16 : 23). Apakah Kesaksian Elia yang dapat kita pelajari saat berhadapan dengan nabi-nabi Baal dan Asyera serta Raja Ahab dan Izebel isterinya ?

  1. Elia taat akan perintah Tuhan untuk memperlihatkan diri kepada Ahab ( I Raja-raja 18 : 1-2)
  2. Elia memiliki keberanian untuk menyatakan Imannya, tidak bergantung pada jumlah orang lain yang bersama dengan dia (I Raja-raja 18 : 22)
  3. Elia sungguh yakin akan kuasa Tuhannya ( I Raja-raja 18 : 34-35). Ia meminta mereka menyiram korban itu dengan air.
  4. Dia siap MATI untuk apa yang dia yakini.
  5. Tujuan akhir Elia adalah membawa umat Israel kembali menyembah Allah Israel, bukan menjadi pengikutnya ( I Raja-raja 18 : 21)

Elia tidak terpengaruh oleh berapa banyak orang yang melawan dia. Elia begitu yakin akan kuasa Allah, Tuhannya. Dia memandang Ahab dan Izebel serta 850 orang nabi Baal sebagai orang yang PASTI kalah.

Pertanyaan : Bagaimanakah sikap kita apabila diperhadapkan dengan situasi seperti yang Elia hadapi? Apakah kita akan tetap memandang Allah yang pasti menang atau melihat MASSA yang banyak yang tidak mungkin terkalahkan?

 

Oleh : Pdt. Rustam MIling, S.Th

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *