Gereja yang Dewasa Menghadapi Pengkhianatan menurut Matius 26:50
Pengkhianatan adalah tema yang tidak asing bagi gereja, terutama ketika kita merujuk pada kisah pengkhianatan terbesar dalam sejarah, yaitu pengkhianatan terhadap Yesus Kristus oleh Yudas Iskariot. Peristiwa ini, seperti yang dicatat dalam Injil Matius 26:50, memberikan pelajaran berharga bagi gereja dalam menghadapi cobaan dan pengkhianatan.
Salah satu aspek penting dalam menghadapi pengkhianatan adalah kedewasaan gereja. Gereja yang dewasa akan mampu menanggapi pengkhianatan dengan bijaksana, tanpa terjebak dalam emosi negatif yang dapat merusak kesaksian gereja. Sebagai umat Kristiani, kita harus belajar dari sikap Yesus Kristus sendiri yang tetap tenang dan penuh kasih meskipun dihadapi dengan pengkhianatan yang sangat besar.
Dalam konteks Matius 26:50, kita melihat bagaimana Yesus dengan tenang menghadapi pengkhianatan Judas. Meskipun Dia tahu apa yang akan terjadi, Dia tetap memperlakukan Judas dengan kasih dan pengampunan. Sikap ini menunjukkan kedewasaan spiritual yang luar biasa, yang seharusnya menjadi teladan bagi gereja dalam menghadapi pengkhianatan.
Tidak hanya itu, gereja yang dewasa juga akan mampu memahami bahwa pengkhianatan adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Meskipun pengkhianatan itu sendiri merupakan perbuatan jahat, Allah dapat menggunakan situasi tersebut untuk membawa berkat dan kemuliaan bagi nama-Nya. Sebagai umat Kristiani, kita harus percaya bahwa Allah selalu bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28).
Dalam menghadapi pengkhianatan, gereja juga harus mampu menempatkan kepercayaan penuh mereka kepada Allah. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 118:8, “Lebih baik berlindung kepada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.” Meskipun orang-orang di sekitar kita mungkin mengkhianati atau mengecewakan kita, kita dapat mempercayakan segala sesuatu kepada Allah yang setia dan adil.
Dengan demikian, gereja yang dewasa dalam iman akan mampu menghadapi pengkhianatan dengan bijaksana, penuh kasih, dan penuh kepercayaan kepada Allah. Melalui kasih dan kebijaksanaan dalam menghadapi pengkhianatan, gereja dapat menjadi saksi yang kuat bagi Kristus di tengah dunia yang penuh dengan kejahatan dan ketidaksetiaan.
Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th