ANAK DALAM PANDANGAN ALKITAB

( Kejadian 1:28 & Mazmur 127:3-5)

 

“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu…”(Kej 1:28)

“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah memenuhi tabungannya dengan anak panah itu! Mereka tidak akan mendapat malu apabila mereka berbicara dengan musuh di pintu gerbang.”(Maz 127:3-5)

Dalam Alkitab, anak memegang peranan penting sebagai anugerah dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada manusia. Dua bagian Kitab Suci yang sangat menonjol memberikan gambaran mendalam tentang arti dan makna anak, yaitu Kejadian 1:28 dan Mazmur 127:3-5.

I. Anak adalah Berkat dan Amanah dari Tuhan (Kejadian 1:28)

Dalam Kejadian 1:28, Allah memberikan mandat kepada manusia pertama, Adam dan Hawa, untuk “beranak cuculah dan bertambah banyak”. Ayat ini menunjukkan bahwa anak merupakan bagian dari rencana penciptaan Tuhan yang membawa kelangsungan hidup manusia dan pemeliharaan ciptaan-Nya di bumi. Dengan kata lain, memiliki anak adalah bagian dari berkat Tuhan yang mengandung harapan pertumbuhan dan keberlanjutan.

Selain itu, ayat ini juga mengandung makna tanggung jawab. Manusia diminta untuk mengasuh dan membimbing anak-anaknya agar mereka dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menjadi berkat bagi lingkungan sekitarnya. Anak bukan hanya sekadar keturunan biologis, tetapi juga pewaris nilai-nilai rohani dan moral yang diajarkan oleh orang tua dan masyarakat.

II. Anak adalah Milik Pusaka dan Anugerah Tuhan (Mazmur 127:3-5)

Mazmur 127:3-5 menegaskan kembali bahwa anak adalah “pusaka dari Tuhan” dan merupakan “buah kandungan adalah upah”. Dalam konteks ini, anak dipandang sebagai hadiah yang sangat berharga dari Allah, bukan sekadar hasil usaha manusia semata. Mazmur ini juga memberikan gambaran indah tentang bagaimana anak-anak diibaratkan seperti anak panah di tangan pahlawan. Ini menunjukkan bahwa anak-anak memiliki peran strategis dalam kehidupan keluarga dan bangsa, sebagai penerus yang akan melanjutkan perjuangan dan nilai-nilai orang tua.

Lebih jauh, ayat ini mengingatkan bahwa memiliki banyak anak adalah suatu berkat yang membawa sukacita dan kekuatan bagi orang tua. Anak-anak dapat menjadi pelindung dan pendukung di masa depan, membantu orang tua menghadapi tantangan hidup. Dalam tradisi Israel kuno, anak-anak juga dianggap sebagai sumber kebanggaan dan penghiburan di masa tua.

III. Makna Spiritualitas dan Praktis bagi Keluarga

Kedua ayat ini mengajarkan bahwa anak bukan hanya sekadar anggota keluarga, tetapi juga merupakan anugerah ilahi yang harus disyukuri dan dipelihara dengan penuh tanggung jawab. Orang tua dipanggil untuk mendidik dan membimbing anak dalam kasih dan iman kepada Tuhan, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara spiritual dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.

Selain itu, Mazmur 127 juga menegaskan bahwa segala usaha manusia akan sia-sia tanpa kehadiran dan berkat Tuhan. Oleh karena itu, membangun keluarga dan mendidik anak harus selalu didasarkan pada kepercayaan dan ketaatan kepada Allah sebagai Pondasi utama.

Kesimpulan :

Dalam pandangan Alkitab, khususnya melalui Kejadian 1:28 dan Mazmur 127:3-5, anak dipandang sebagai anugerah dan pusaka dari Tuhan yang membawa berkat, harapan, dan tanggung jawab. Mereka adalah penerus hidup dan nilai-nilai kebenaran yang harus dijaga dan dididik dengan penuh kasih dan pengertian. Dengan mengakui anak sebagai hadiah dari Allah, keluarga Kristen diajak untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam membangun rumah tangga yang kuat dan berkelanjutan.

Oleh : Pdt. Paulus Timang M.Th

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *