Menurut I Timotius 2:9-10
Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus memberikan nasihat yang relevan untuk perempuan dewasa sehubungan dengan isu sosialita. Ayat 9-10 dari surat pertama kepada Timotius menyatakan, “Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.
Pertama-tama, penting untuk memahami konteks budaya pada saat surat ini ditulis. Pada masa itu, perhiasan yang mahal sering kali menjadi simbol status sosial dan kekayaan. Perempuan yang mengenakan perhiasan yang mewah sering kali dianggap sebagai orang yang kaya dan berkuasa. Namun, Paulus menekankan bahwa kecantikan sejati bagi seorang perempuan bukanlah berasal dari perhiasan luar, tetapi dari hati yang rendah hati dan perbuatan yang baik.
Pendekatan Paulus terhadap isu sosialita ini memiliki relevansi yang mendalam dalam konteks masyarakat kontemporer. Saat ini, media sosial dan budaya konsumtif sering kali mempengaruhi pandangan tentang kecantikan dan keberhasilan. Perempuan dewasa sering kali dihadapkan pada tekanan untuk tampil sempurna, memiliki barang-barang mewah, dan menunjukkan gaya hidup yang glamor. Namun, pesan Paulus menawarkan perspektif yang berbeda.
Dalam masyarakat modern, isu sosialita sering kali terkait dengan citra diri, harga diri, dan pencarian identitas. Perempuan dewasa sering merasa tertekan untuk memenuhi standar kecantikan dan gaya hidup yang ditetapkan oleh masyarakat. Namun, pesan Paulus menekankan bahwa nilai sejati seorang perempuan tidak terletak pada penampilan fisik atau kepemilikan materi, tetapi pada karakter dan perbuatan baik yang mencerminkan pelayanan kepada Allah.
Selain itu, pesan Paulus juga menyoroti pentingnya kesederhanaan dalam gaya hidup. Dalam budaya konsumtif saat ini, kesederhanaan sering kali diabaikan demi mengejar gaya hidup yang mewah dan glamor. Namun, Paulus menegaskan bahwa kesederhanaan dalam berpakaian dan gaya hidup merupakan nilai yang penting bagi perempuan yang mengaku diri mereka mengabdi kepada Allah.
Paling tidak ada dua sikap perempuan dewasa dalam menghadapi isu sosialita; Pertama, berekspresi diri tanpa terjebak dalam dunia materialistis yang berdampak pada lingkungan sosialita yang tidak sehat. Kedua, memahami nilai-nilai kesopanan, kerendahan hati dan kesederhanaan melebihi penampilan fisik dan materialistis.
Selamat hari Minggu, Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati kita semua,………!!
Oleh : Pdt. Paulus Timang, M.Th